Ramadhan? Jalani dengan ilmu ya.....

Assalamualaikum wr. wb.

Halohaaaaaa. Apa kabar semua? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT ya. Amin.
Nah, sesuai dengan judul, Gw akan langsung menuju topik utama. Tulisan ini Gw buat sebagai rangkuman dari kegiatan majelis ilmu yang Gw hadiri tempo hari di kantor. Berhubung Gw pikir pembahasan Bapak Ustaz Umar Mita bagus banget, Gw berniat ng-share isi dari majelis ilmu tersebut supaya kita semua bisa belajar bareng-bareng, jadi makin soleh-solehah bareng-bareng. Amin.

Di dalam majelis ilmu ini, Ustaz Umar membahas tentang bagaimana melewati Ramadhan dengan ilmu. Simple-nya sih gimana kita bisa punya kualitas ibadah yang baik, khususnya di Ramadhan tahun ini, dibarengi dengan bekal ilmu yang baik pula, bukan sekadar melakukan ibadah karena ikut-ikutan. Nah, untuk itu kita perlu belajar, tahu kenapa ibadah begini, begitu, apa janji yang Allah akan berikan kepada umatnya yang melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan tertib.

Mungkin beberapa dari kalian belum mengetahui, mengapa dinamakan bulan Ramadhan. Menurut Imam Syaukani, ada dua makna yang terikat dari nama Ramadhan itu sendiri.
  1. (ر م ض ن) Panas dan Gersang. Sesungguhnya bulan itu dinamakan bulan Ramadhan karena memang Allah jadikan matahari bersinar lebih terik dan lebih panas daripada bulan sebelum dan sesudahnya. So, akan wajar sekali kalau teman-teman merasakan kepanasan, kerongkongan terasa kering, lambung terasa kosong, ketika teman-teman semua menjalankan puasa. Oleh karena itu, ini merupakan bagian dari ujian Allah SWT.
  2. (ر م ض ن) Membakar. Sesungguhnya bulan itu dinamakan bulan Ramadhan karena bulan itu mampu membakar semua kemaksiatan dan dosa. Artinya, bulan yang betul-betul mampu menghapus semua dosa itu hanya bulan Ramadhan. Ini merupakan salah satu keutamaan bulan Ramadhan. Bagaimana dengan bulan-bulan di luar bulan Ramadhan? Bulan-bulan lain pun juga memiliki keutamaannya masing-masing, tetapi yang hanya memiliki keutamaan membakar semua kemaksiatan/dosa hanyalah bulan Ramadhan
Para Fuqaha sepakat bahwasanya bulan Ramadhan itu adalah madrasah imaniah kubra (pendidikan iman). Karena dalam sebulan itu, setiap hamba Allah belajar menempa diri dengan berbagai macam bentuk ibadah dimana sebagian ibadah tidak bisa dilakukan kecuali hanya di bulan Ramadhan saja. Salah satu contoh dari ibadah tersebut adalah menggapai malam lailatul qadar.

Kualitas seseorang dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, tidak hanya ditentukan oleh kuantitas/frekuensi seringnya seseorang tersebut dalam menjalankan ibadahnya. Nabi Muhammad SAW pernah berkata, "Berapa banyak dari mereka yang menjalankan puasa, tapi  mereka belum tentu mendapatkan apa pun kecuali lapar dan dahaga." So, kesimpulannya sedikit sekali persentase hamba Allah yang mampu menjalani dengan sukses bulan Ramadhan.

Ada satu kisah tentang sahabat Nabi Muhammad SAW, Sa'ad bin Muadz. Dia mengikuti Ramadhan hanya delapan kali semasa hidupnya karena dia baru memeluk islam umur 30 tahun dan dia meninggal dunia pada umur 38 tahun. Secara logika, dia baru mengikuti Ramadhan sebanyak delapan kali. Tapi ternyata meski baru mengikuti Ramadhan sebanyak delapan kali, ketika dia meninggal dunia, Nabi mengabarkan, ketika ruh Sa'ad bin Muadz dicabut oleh Malaikat, Arsy Allah terguncang karena menyambut ruhnya Sa'ad bin Muadz. Meski singkat, tetapi dengan kualitas Ramadhan yang dimiliki oleh Sa'ad bin Muadz, menjadikan dia betul-betul dicintai oleh Allah.

Al-Baqarah (183):

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa."

Sesuai dengan perintah yang Allah sampaikan dalam surat Al-Baqarah di atas, tujuan dari bulan Ramadhan adalah menghasilkan lulusan-lulusan yang bertakwa. Supaya lebih mudah memahami, mungkin kita perlu benar-benar memahami definisi takwa, sehingga kita bisa menakar diri sendiri, apakah kita sudah termasuk orang yang bertakwa atau belum ya, teman.

Berikut adalah definisi takwa menurut Ali bin Abi Thalib yang menjadikan tolak ukur indikator keberhasilannya seseorang dalam menjalani bulan Ramadhannya:
  1. Bertambahnya takut kepada Allah. Barang siapa rasa takutnya tidak bertambah kepada Allah setelah bulan Ramadhan, berarti itu salah satu indikasi gagalnya orang tersebut dalam menjalani bulan Ramadhan.
  2. Ilmunya bertambah terhadap kitabullah dan sunnah. Salah satu indikator suksesnya seseorang dalam menjalani Ramadhan, yaitu dia manjalankan ibadah sesuai kitabullah/wahyu dan sunnah Nabi. Bukan berdasarkan karena budaya, kebiasaan, selera masyarakat, dll.
  3. Bertambah qonaah.
  4. Persiapan akhiratnya lebih banyak dibandingkan dengan persiapan dunianya. 
Lalu, bagaimana dengan orang dikatakan celaka atau gagal dalam menjalani Ramadhan menurut Nabi Muhammad? Yaitu orang yang diberi kesempatan melalui Ramadhan tetapi dia tidak mendapatkan kebaikan Ramadhan yang telah dilakukan sebagaimana memenuhi kriteria empat hal di atas.

Terus apa saja yang perlu dipersiapkan suapaya Ramadhan kita maksimal ya? Salah satunya dengan ilmu.
Siapkan Ramadhan kita dengan ilmu. Akan berbeda sekali kualitas antara seseorang yang menjalani Ramadhan dengan ilmu dengan yang tidak menggunakan ilmu. Supaya lebih mudah dipahami, di bawah ini adalah beberapa contoh yang mungkin biasa teman-teman jumpai di lingkungan sekitar:
        
Beberapa hal yang biasanya orang lakukan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan karena kurangnya ilmu:
  • Banyak orang pergi ke sungai bersama-sama menjelang bulan Ramadhan dengan alasan mandi janabah. Padahal tidak ada satu dalil pun yang menjelaskan Nabi Muhammad SAW pernah mencontohkan hal demikian. Nabi Muhammad SAW mandi janabah hanya ketika hari jumat dan sehabis mencampuri istrinya. Ini adalah contoh dari hal yang seharusnya tidak perlu dilakukan tetapi hanya karena tidak mengerti  ilmunya, masyarakat melakukannya.
  • Tradisi meminta maaf sebelum datang bulan Ramadhan. Sekali lagi, tidak ada hadist khusus untuk hal ini. Meminta maaf memang hal yang seharusnya kita lakukan apabila kita berbuat salah atau meyakiti orang lain, tetapi kita dilarang untuk mengkhususkan sebelum bulan Ramadhan melakukan budaya seperti ini.
Beberapa hal yang perlu dilakukan tetapi karena tidak mengetahui hikmah dan keutamaannya, orang-orang justru tidak melakukan:
  • Salah satu keutamaan yang sering dilupakan yaitu keutamaan ketika berbuka puasa. Nabi mencontohkan, ketika Beliau berbuka puasa, hal pertama yang dilakukan adalah berdoa. Lalu Beliau membatalkan puasa dengan air putih dan kurma karena sebaik-baiknya makanan ketika berbuka puasa adalah buah kurma. Kemudian, Nabi berdoa sejenak ketika habis berbuka. Nabi bersabda, ada tiga perkara yang jika berdoa, doa tersebut tidak tertolak; doanya orang yang safar, doanya orang terzalimi, dan doanya orang yang berbuka ketika dia berpuasa.
  • Masalah salat tarawih. Ada kalanya orang melakukan salat tarawih di masjid secara berjamaah dan melakukan salat witir di rumah. Hal tersebut memang seakan-akan baik, tapi tahukah teman-teman bahwa Nabi pernah mengatakan, "Barang siapa dia salat (tarawih) mengikuti imam hingga selesai salat tersebut, maka dia mendapat keutamaan sebagaimana qiyamul lail selama semalam suntuk." Alangkah baiknya kita tetap mengikuti imam hingga selesai sesuai dengan perkataan Nabi, ya kan.
Sebenarnya masih banyak contoh di lingkungan kita yang serupa dengan hal-hal tersebut di atas, tapi dengan banyak belajar dari kitabullah dan sunnah akan lebih mudah kiranya kita membedakan mana hal yang perlu kita lakukan dan tidak perlu kita lakukan karena tidak ada tuntunan dalam islam. Semoga kita benar-benar bisa menjalani Ramadhan dengan ilmu ya teman, supaya kita benar-benar bisa memperoleh keutamaan di bulan Ramadhan ini.

Nah, sekian rangkuman dari majelis ilmu yang Gw hadiri ya, temans. Mohon maaf kalau kurangnya masih banyak karena keterbasan waktu dan ilmu yang Gw miliki dalam proses menyusun rangkumannya. Semoga dengan adanya rangkuman ini bisa memberikan manfaat buat Gw pribadi dan teman-teman pembaca sekalian dalam menjalani bulan Ramadhan. Barakallah.

See you.

Wassalamualaikum wr. wb.





Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer